23 November, 2007

Beristri Diam-Diam...

Hi, panggil saja saya "Eddy". Usia saya saat ini 38th dan bermukim di luar Jakarta. Saya sudah berkeluarga dan memiliki seorang puteri yang berusia 7 tahun. Kisah ini sebenarnya berawal 1 tahun yang lalu saat dinas keluar kota. Secara tidak sengaja berkenalan dengan seorang gadis sebut saja "Rara".

Dari perkenalan singkat itu kemudian berlanjut lewat telepon dan hampir setiap hari. Sebenarnya terhadap Rara saya sudah menceritakan kalau saya sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Suatu saat saya ke Jakarta dalam rangka tugas, inilah awal mula saya lepas kendali Rara menyusul saya dan hubungan kami "berlanjut". Dalam pikiran sadar saya, telah melakukan kesalahan besar dan merasa telah merusak kepercayaan isteri saya. [mohon maaf, dalam hal ini saya juga tidak menyalahkan Rara]. ini mutlak kesalahan saya sendiri.

Beberapa kali saya mencoba untuk mengakhiri hunbungan ini, tapi semakin saya juga merasa bersalah, bukan terhadap isteri dan keluarga tapi saya juga merasa bersalah terhadap Rara jika saya mengakhirinya secara sepihak. Oh ya.. saya juga sudah menikahi Rara [nikah bawah tangan], 4 bulan setelah saya berkenalan dengannya.

Akhir-akhir ini saya semakin gelisah dengan perasaan saya, antara saya harus jujur dengan isteri dan anak saya dirumah dengan diam dengan perasaan yang terbebani seperti saat ini. Terus terang saya tidak mau kehilangan mereka...

Maafkan aku Ma...Maafkan ayah Nak...

["Eddy". Balikpapan]

1 comments:

Anonim mengatakan...

Cerita seperti ini sudah sering saya baca.
Manusia tidak luput dari kesalahan. Hasil kejujuran memang menyakitkan.. akan tetapi kebohongan akan lebih menyakitkan sehingga menimbulkan ketidak percayaan.